Posting Paling Sering Dikunjungi

Rabu, 18 Januari 2012

Epilepsi Dan Diet Ketogenik

Epilepsy and the Ketogenic Diet

Diet ketogenic ialah salah satu metode penanganan epilepsi yang paling tua. Ini dimaksudkan untuk masalah kekurangan atau kekurangan zat nutrisi pada metabolisme dalam jangka waktu yang panjang. Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang maka tubuh akan menciptakan ketones, suatu produk yang tercipta karena proses pembakaran lemak. Sudah lama diketahui bahwa serangan bisa hilang bisa juga terjadi pada penyandang epilepsi dikarenakan puasa.




Diet tersebut mengharuskan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Ketika lemak yang merupakan sumber utama kalori, ketoned terbentuk. Diet tersebut harus diikuti oleh komitmen yang kuat agar bisa efektif. Anak-anak pada periode diet ini tidak akan menjadi bertambah berat badan atau tumbuh lebih banyak selama periode diet. Setelah itu, meskipun demikian tetap dianjurkan untuk dimonitor dengan hati-hati.


Diet tersebut telah banyak digunakan terhadap anak-anak dengan kondisi epilepsi yang sulit dikontrol, epilesi umum, seperti yang terdapat pada sindrom Lennox-Gastaut. Lennox-Gastaut adalah epilepsi umum yang dicirikan dengan serangan jatuh, atau serangan tonic-clonic (dengan convulsi ritmik yang kasar) dan sering terjadi pada anak-anak dengan kondisi syaraf lainnya seperti paralisis dan guncangan mental. Kondisi demikian sering tidak mempan dengan penanganan biasa. Orang-orang dalam group ini diet bis menjadi solusi penangannya sebagai pengobatan. Dengan demikian diet sering direkomendasikan sebagai pengobatan pada anak usia 2 hingga 10 tahun yang telah didiagnosa dengan tipe umum epilepsi. Studi saat ini telah menunjukkan bahwa diet mungkin bisa efektif untuk mereka yang mengalami parsial epilepsi.


Diet tersebut biasanya dimulai dengan suatu periode puasa yang berlangsung hingga tubuh menghasilkan sejumlah besar ketones. Periode pengenalan ini biasanya dimulai di Rumah Sakit, sehingga individu bisa dimonitor untuk melihat potensi-potensi efek samping yang tejadi seperti vomiting, gula darah yang rendah, dehidrasi, dan serangan. Pengobatan mungkin juga harus disesuaikan selama periode tersebut untuk mencegah sedasi (efek samping dari pengobatan), dan beberapa efek samping pengobatan.


Suatu periode percobaan selama dua bulan sangat disarankan untuk memutuskan apakah diet tersebut efektif atau tidak. Bila efektif maka biasanya dilanjutkan selama dua tahun. Selama waktu ini individu sering dapat mempelajari jumlah pengobatan yang mereka perlukan untuk menghadapi serangan-serangan tersebut. Banyak anak-anak nampaknya lebih bahagia dan lebih waspada atas dietnya, bahkan sebelum pengobatan secara signifikan dipelajari. Orang-orang dengan diet ketogenik hendaknya dimonitor oleh ahli diet, perawat, dan dokter -- khususnya ahli syaraf-- yang terbiasa dengan hal ini. Klinik epilepsi khusus biasanya tersedia untuk memonitor seseorang dengan diet ini.

-------------
The ketogenic diet is one of the oldest treatments for epilepsy. It is intended to maintain the starvation or fastingmetabolism over a long period of time. When the body is in a fasting state, it creates ketones, a by-product of fat-burning metabolism. It has long been recognized that seizures often lessen or disappear during periods of fasting in some individuals with epilepsy.



The diet is very high in fat and low in carbohydrates. When fat is the primary source of calories, ketones are formed. The diet must be followed very strictly and requires a significant commitment to work effectively. Children on the diet often will not gain weight or grow much during the time the diet is in use. After that, however, growth is expected and should be carefully monitored.



The diet has been used mostly in children with difficult-to-control, generalized epilepsies -- such as those with the Lennox-Gastaut syndrome. Lennox-Gastaut is a generalized epilepsy which is characterized by drop attacks or tonic-clonic attacks (with violent, rhythmic convulsions) and often occurs in children with other neurological conditions such as paralysis and mental retardation. It's often very resistant to treatment. In this group of individuals, the diet can be as successful as medications. Thus, it is most often recommended for children ages 2 through 10 or 12 years old who have been diagnosed with a generalized type of epilepsy, and who have failed to respond to a variety of drugs. Recent studies have shown that the diet may also be effective in those with partial seizures.


The diet is typically started with a period of fasting lasting until the body produces a moderate to large amount of ketones. This initiation period usually takes place in the hospital, so that the individual can be monitored for potential side effects such as vomiting, low blood sugar, dehydration, and seizures. Medications may also be adjusted during this period to prevent sedation (the tranquilizing effect of medications), another common side effect.


A two-month trial period is suggested for deciding whether the diet is effective. If effective, it is typically continued for two years. During this time, individuals are often able to lessen the amount of medication they take for seizures. Many children seem happier and more alert on the diet, even before medication is significantly lessened.


People on a ketogenic diet should be monitored by a dietician, nurse and doctor -- particularly a neurologist -- familiar with its use. Specialized epilepsy clinics are available to monitor a person on this diet.

Kategori

abc Epilepsi (5) Acara Epilepsi (1) acara TV (1) adsense (1) Album Photo (1) apa itu epilepsi (4) bagaimana epilepsi (2) Berdamai Dengan Epilepsi (1) bisnis internet (1) buku (1) buku epilepsi (1) buletin rutin YEI (2) carbamazepine (1) Carbamazepine; luminal (1) cerita epilepsi (5) clobazam (1) Data Anggota (1) Data BASS anggota (1) Diet Ketogenik (6) Donasi (3) Donatur (1) epilepsi (3) epilepsy and food combining (1) Fun Walk (2) Fun Walk 2015 (3) Ganggua Penyerta (1) halal bil halal (3) Hari Epilepsi Internasional (2) Himbauan (1) HUT Yayasan Epilepsi Indonesia (3) HUT YEI 2016 (1) Idul Fitri (1) Jaknews (1) kartu anggota (1) Keanggotaan (1) Kebiasaan Mengkonsumsi Obat (1) kegiatan (16) kelangkaan obat (1) Kepengurusan (2) Kerjasama (1) ketrampilan (4) Kiat (2) komunitas (2) Komunitas Debosi (2) komunitas peduli epilepsi (2) komunitas peduli epilepsi Bandung (1) Konferensi (1) Konferensi Nasional Epilepsi 2016 (1) Media Massa (18) menikah (1) Misi YEI (2) Nomor ID YEI (1) Olah Raga (1) opini (1) pemeriksaan darah (1) Pendaftaran Anggota YEI (1) Pendataan anggota YEI (1) Pengobatan Epilepsi (1) Pertemuan (5) Pertemuan Rutin (9) Pertemuan Rutin epilepsi (1) prodia (2) Puasa (2) purple day (3) purple day 2013 (2) Purple Day 2014 (3) purple day 2017 (1) Resolusi WHO (1) Seminar (17) seminar epilepsi (4) survey (1) tabel (1) Tahun Baru (1) talk show epilepsi (1) tata laksana epilepsi pada penderita Dewasa (1) Terapi Epilepsi (2) tips (1) Tulisan bebas (7) Ucapan Idul Fitri (1) ulang tahun YEI (2) Wirausaha (1)

Purple Day - 26 Maret